MEMAHAMI PENGERTIAN DAN CONTOH
METAMORFOSIS SEMPURNA
Metamorfosis
secara sederhana diartikan sebagai
proses biologis yang menandai perkembangan pada hewan
dimana proses tersebut melibatkan perubahan penampilan secara fisik maupun
struktur organ setelah fase kelahiran ataupun penetasan. Perubahan yang
terlihat pada proses metamorphosis hewan disebabkan oleh pertumbuhan sel-sel
juga differensiasi sel tersebut dengan cara yang radikal dan dinamik.
Metamorfosis ini dibagi ke dalam dua bagian yakni metamorphosis sempurna dan
juga metamorfosis yang tidak sempurna. Pada artikel ini, yang akan dijabarkan
lebih lanjut adalah metamorfosis sempurna beserta contohnya. Simak
uraian berikut.
Apa itu
metamorfosis sempurna?
Metamorfosis
sempurna merupakan jenis perubahan hewan yang melalui 4 tahapan pertumbuhan dan
perubahan, yakni: Telur ---> Larva --> Pupa --> Dewasa. Metamorfosis
ini disebut juga dengan istilah holometabola atau holometabolisme. Adapun
contoh hewan yang dikategorikan mengalami metamorfosis sempurna adalah
kupu-kupu juga katak.
Pada
kupu-kupu, sebelum menjadi serangga cantik dan menawan, ia terlebih dahulu
harus melalui serangkaian fase perubahan yang dimulai dari telur yang kemudian
menetas dan menjadi larva. Pada umumnya larva tersebut, seiring
perkembangannya, mengalami 4 transformasi warna mulai dari hitam dengan
campuran warna kuning, kemudian kuning dengan campuran warna putih, kemudian
selanjutnya menjadi telur dengan warna biru yang pekat dan terakhir menjadi
warna hitam atau dan juga terkadang kuning. Proses perubahan warna telur ini
dikenal dengan nama molting atau perubahan yang mencakup warna juga bentuk
fisik.
Metamorfosis
sempurna pada kupu-kupu kemudian berlanjut. Larva tersebut tak hanya mengalami
perubahan warna tetapi juga perubahan bentuk fisik atau ukuran. Seiring
perumbuhannya larva tersebut akan semakin besar dan terus berkembang menjadi
instar sebellum kemudian menjadi apa yang disebut dengan nama pupa. Pada
tahapan pupa inilah proses pembentukan susunan kerangka hewan dewasa terjadi.
Setelah beberapa saat maka pupa pun menjelma menjadi kupu-kupu cantik yang kita
kenal selama ini.
Contoh
lain metamorfosis sempurna adalah katak. Ia juga dimulai dari telur yang
setelah memakan waktu kurang lebih sepuluh hari, telur katak tersebut akan
bertransformasi menjadi apa yang disebut dengan berudu. Berudu ini seperti ikan
kecil berwarna hitam yang memiliki struktur tubuh yang belum sempurna. Meski
demikian, pada usia dua hari, berudu tersebut akan memiliki insang yang
digunakannya untung bernafas. Menginjak usia kurang lebih 3 minggu, insang pada
berudu secara alamiah akan hilang sebab tertutup oleh kulit yang tumbuh.
Memasuki umur delapan minggu, pada berudu akan dijumpai kaki belakang yang
mulai tumbuh. Selanjutnya, saat kaki belakang telah besarm baru kemudian kaki
depan perlahan muncul sampai akhirnya tumbuh secara terus menerus hingga berudu
mencapai usia kira-kira dua belas minggu. Selanjutnya, pada berudu juga akan
muncul ekor yang terlihat pendek. Selanjytnya, berudu juga akan mulai bernafas
menggunakan paru-paru dan secara perlahan menjelma menjadi katak yang dewasa dengan
struktur badan yang sempurna.
1.
Metamorfosis tidak sempurna
(Hemimetabola)
Metamorfosis tidak sempurna adalah
metamorfosis yang melalui tahap telur yang menetas menjadi nimfa, kemudian
tumbuh dan berkembang menjadi imago (dewasa).
Nimfa adalah hewan muda yang mirip dengan hewan dewasa tetapi berukuran lebih kecil dengan perbandingan tubuh yang berbeda. Nimfa akan mengalami molting (pergantian kulit),setiap kali setelah molting mahluk hidup itu kelihatan lebih mirip dengan hewan dewasa.
Contoh metamorfosis tidak sempurna : jangkrik, belalang, kecoa
Nimfa adalah hewan muda yang mirip dengan hewan dewasa tetapi berukuran lebih kecil dengan perbandingan tubuh yang berbeda. Nimfa akan mengalami molting (pergantian kulit),setiap kali setelah molting mahluk hidup itu kelihatan lebih mirip dengan hewan dewasa.
Contoh metamorfosis tidak sempurna : jangkrik, belalang, kecoa
Tumbuhan Lumut (Bryophyta)
Pada
umumnya, tumbuhan lumut dapat tumbuh dengan mudah di tempat yang basah dan
lembab. Tumbuhan lumut bersifat autotrof karena mempunyai sel-sel dengan
plastida yang menghasilkan klorofil. Tubuh lumut diselubungi oleh kutikula
lilin yang dapat mengurangi penguapan berlebihan dari tubuhnya, sehingga
memungkinkannya untuk dapat beradaptasi di lingkungan yang tak terlalu basah.
Tumbuhan lumut tergolong sebagai kormofita berspora, karena tumbuhan ini menghasilkan spora sebagai alat perkembangbiakannya. Tumbuhan lain yang juga termasuk kormofita berspora adalah tumbuhan paku.
A. Ciri-ciri Lumut
Tumbuhan lumut tergolong sebagai kormofita berspora, karena tumbuhan ini menghasilkan spora sebagai alat perkembangbiakannya. Tumbuhan lain yang juga termasuk kormofita berspora adalah tumbuhan paku.
A. Ciri-ciri Lumut
Tumbuhan
lumut mengalami pergiliran keturunan (metagenesis). Dalam proses metagenesis
ini, lumut mengalami dua fase kehidupan, yaitu fase gametofit (haploid) dan
fase sporofit (diploid). Lumut memiliki dua alat perkembangbiakan
(gametangium), yaitu arkegonium sebagai sel gamet betina, dan anteridium
sebagai sel gamet jantan. Berikut adalah bagan tahapan metagenesis yang terjadi
pada tumbuhan lumut.
Daun
pada tumbuhan lumut mempunyai sel-sel yang kecil, sempit, panjang, dan
mengandung kloroplas yang tersusun seperti jala. Terdapat juga sel-sel mati
yang berfungsi sebagai tempat persediaan air dan penyimpanan cadangan makanan.
Tumbuhan lumut mempunyai akar dalam bentuk rizoid yang melekat pada tempat
tumbuhnya lumut. Rizoid ini juga berfungsi untuk menyerap air serta garam-garam
mineral ke dalam tubuh lumut.
B. Reproduksi Lumut
Lumut
mengalami pergiliran keturunan (metagenesis). Dalam proses metagenesis ini,
lumut mengalami dua fase kehidupan, yaitu fase gametofit (haploid) dan fase
sporofit (diploid). Lumut memiliki dua alat perkembangbiakan (gametangium),
yaitu arkegonium sebagai sel gamet betina, dan anteridium sebagai sel gamet
jantan. Berikut adalah bagan tahapan metagenesis yang terjadi pada tumbuhan
lumut.
C. Klasifikasi Lumut
Tumbuhan
lumut (bryophyta) dibagi menjadi tiga kelas, yaitu lumut daun (bryophyta),
lumut hati (hepaticophyta), dan lumut tanduk (anthocerotophyta).
- Lumut Daun (Bryophyta)
Lumut
daun adalah jenis tumbuhan lumut yang sering dijumpai di daerah yang lembab.
Pada umumnya, satu individu lumut daun menghasilkan jenis gamet yang berbeda
sehingga dapat dibedakan mana individu jantan, mana individu betina. Akan
tetapi ada juga tumbuhan lumut yang menghasilkan gamet jantan anteridium) dan
gamet betina (arkegonium) dalam satu individu.
Pada fase sporofit, tumbuhan lumut akan menghasilkan spora sebagai alat perkembangbiakannya. Jika spora lumut sampai di lingkungan yang sesuai, spora lumut akan tumbuh menjadi protonema. Protonema inilah yang akhirnya tumbuh menjadi tumbuhan lumut baru. Contoh spesies tumbuhan lumut daun adalah Polytrichum juniperinum, Pogonatum cirratum, dan Aerobryopsis longissima.
Pada fase sporofit, tumbuhan lumut akan menghasilkan spora sebagai alat perkembangbiakannya. Jika spora lumut sampai di lingkungan yang sesuai, spora lumut akan tumbuh menjadi protonema. Protonema inilah yang akhirnya tumbuh menjadi tumbuhan lumut baru. Contoh spesies tumbuhan lumut daun adalah Polytrichum juniperinum, Pogonatum cirratum, dan Aerobryopsis longissima.
- Lumut Hati (Hepaticophyta
Tubuh
lumut hati tersusun atas struktur tubuh yang berbentuk hati pipih yang disebut
talus yang tidak terdiferensiasi menjadi akar, batang, maupun daun. Tumbuhan
lumut mempunyai tubuh yang terbagi menjadi dua lobus sehingga tampak seperti
lobus pada hati.
Gametangium pada lumut hati umumnya terdapat pada struktur batang yang disebut arkegoniofor (tempat penghasil arkegonium) dan anteridiofor (tempat penghasil anteridium). Lumut hati juga bisa melakukan perkembangbiakan aseksual dengan sel yang disebut gemma. Gemma merupakan struktur seperti mangkok yang terdapat di permukaan gametofit. Contoh spesies lumut hati adalah Marchantia polymorpha dan Porella.
Gametangium pada lumut hati umumnya terdapat pada struktur batang yang disebut arkegoniofor (tempat penghasil arkegonium) dan anteridiofor (tempat penghasil anteridium). Lumut hati juga bisa melakukan perkembangbiakan aseksual dengan sel yang disebut gemma. Gemma merupakan struktur seperti mangkok yang terdapat di permukaan gametofit. Contoh spesies lumut hati adalah Marchantia polymorpha dan Porella.
- Lumut Tanduk (Anthocerotophyta)
Lumut
tanduk mempunyai gametofit yang mirip dengan gametofit pada lumut hati,
perbedaan antara keduanya hanya terdapat pada sporofitnya. Sporofit pada lumut
tanduk mempunyai kapsul memanjang yang tumbuh seperti tanduk. Ciri unik dari
lumut tanduk adalah sporofit akan terus tumbuh selama masa hidup gametofit.
Contoh dari lumut tanduk adalah Anthoceros natans.
D.
Peranan Tumbuhan Lumut
Beberapa
spesies tumbuhan lumut mempunyai peranan penting dalam kehidupan manusia,
diantaranya:
- Spesies lumut Marchantia polymorpha , biasa dimanfaatkan sebagai obat hepatitis.
- Jenis-jenis lumut gambut yang termasuk dalam genus Sphagnum biasa digunakan sebagai pengganti kapas. Sphagnum juga berfungsi untuk membantu penyerapan air dan menjaga kelembaban tanah.
- Cephalozoella massalongoi, spesies lumut ini biasa tumbuh di tanah atau batuan yang mengandung tembaga sehingga dapat digunakan sebagai indikator keberadaan tembaga.
- Asplenium nidus, biasa digunakan sebagai tanaman hias.
Pergiliran
Tumbuhan Paku (Pterydophyta)
Sama
dengan tumbuhan lumut, tumbuhan paku merupakan tumbuhan yang sebagian besar
hidup di tempat-tempat yang lembap.
1. Ciri-ciri Pterydophyta
Tumbuhan
paku memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
a).
Berbeda dengan tumbuhan lumut, tumbuhan paku sudah memiliki akar, batang, dan
daun sejati. Oleh karena itu, tumbuhan paku termasuk kormophyta berspora.
b).
Baik pada akar, batang, dan daun, secara anatomi sudah memiliki berkas
pembuluh angkut, yaitu xilem yang berfungsi mengangkut air dan garam
mineral dari akar menuju daun untuk proses fotosintesis, dan floem yang
berfungsi mengedarkan hasil fotosintesis ke seluruh bagian tubuh tumbuhan.
c).
Habitat tumbuhan paku ada yang di darat dan ada pula yang di perairan serta ada
yang hidupnya menempel.
d).
Pada waktu masih muda, biasanya daun tumbuhan paku menggulung dan bersisik.
e).
Tumbuhan paku dalam hidupnya dapat bereproduksi secara aseksual dengan
pembentukan gemmae dan reproduksi seksual dengan peleburan gamet jantan
dan gamet betina.
f).
Dalam siklus hidup (metagenesis) terdapat fase sporofit, yaitu tumbuhan paku
sendiri.
g). Fase sporofit pada metagenesis tumbuhan paku memiliki sifat lebih dominan daripada fase gametofitnya.
h). Memiliki klorofil sehingga cara hidupnya hidupnya fotoautotrof.
Macam-macam daun pada tumbuhan paku adalah:
a. Berdasarkan ukurannya
1) Mikrofil
g). Fase sporofit pada metagenesis tumbuhan paku memiliki sifat lebih dominan daripada fase gametofitnya.
h). Memiliki klorofil sehingga cara hidupnya hidupnya fotoautotrof.
Macam-macam daun pada tumbuhan paku adalah:
a. Berdasarkan ukurannya
1) Mikrofil
Berasal
dari kata mikro yang berarti kecil dan folium yang berarti daun, jadi daun
ini memiliki ukuran yang kecil dan jaringan-jaringan di dalamnya belum
terdiferensiasi secara jelas.
2)
Makrofil
Berasal
dari kata makro yang artinya besar dan folium yang berarti daun, jadi daun
ini memiliki ukuran yang besar dan sudah terdiferensiasi. Di sini sudah
bisa didapatkan jaringan epidermis serta daging daun yang terdiri atas
jaringan spons dan jaringan bunga karang.
b. Berdasarkan fungsinya
1) Tropofil
Merupakan
daun yang hanya berguna untuk fotosintesis. Pada daun ini, tidak
dihasilkan spora yang merupakan alat perkembangbiakan tumbuhan paku.
2)
Sporofil
Merupakan
jenis daun pada tumbuhan paku yang selain dapat digunakan untuk fotosintesis
juga dapat menghasilkan spora. Spora tumbuhan paku terletak dalam sorus
yang merupakan kumpulan dari kotak spora (sporangium). Berdasarkan
jenis-jenis spora yang dihasilkan, dikenal tumbuhan paku homospora, paku
peralihan, dan paku heterospora.
a)
Paku homospora
Merupakan
jenis paku yang hanya menghasilkan spora jantan atau spora betina saja.
Contohnya adalah Lycopodium atau paku kawat.
b)
Paku peralihan
Merupakan
jenis paku yang dapat menghasilkan dua macam spora, yaitu spora jantan dan
spora betina. Namun, spora-spora yang dihasilkan tersebut memiliki bentuk
dan ukuran yang sama. Contohnya adalah Equisetum debile.
c)
Paku Heterospora
Merupakan
jenis paku yang dapat menghasilkan spora dengan jenis dan ukuran yang
berbeda, yaitu spora jantan dan spora betina. Spora jantan memiliki ukuran
yang lebih kecil, atau biasa disebut sebagai mikrospora dan spora betina
memiliki ukuran yang lebih besar, atau biasa disebut sebagai makrospora.
Contohnya adalah Marsilea crenata (semanggi) dan Selaginella widenowii.
2. Klasifikasi Pterydophyta
Tumbuhan paku dapat diklasifikasikan menjadi 4 kelas, yaitu:
a. Psilophytinae
Contohnya adalah Psilotum nodum. Anggota kelas ini banyak yang telah punah.
b. Equisetinae
Contohnya
adalah Equisetum debile atau paku ekor kuda.
c. Lycopodinae
Contohnya adalah Lycopodium atau paku kawat dan Marsilea crenata (semanggi).
d. Filicinae
Contohnya adalah paku pakis.
c. Lycopodinae
Contohnya adalah Lycopodium atau paku kawat dan Marsilea crenata (semanggi).
d. Filicinae
Contohnya adalah paku pakis.
Bagan Pergiliran Tumbuhan Paku
3. Metagenesis
atau Pergiliran Keturunan Paku
Pada
metagenesis tumbuhan paku, baik pada paku homospora, paku heterospora,
ataupun paku peralihan, pada prinsipnya sama. Ketika ada spora yang jatuh
di tempat yang cocok spora tadi akan berkembang menjadi protalium yang
merupakan generasi penghasil gamet atau biasa disebut sebagai generasi
gametofit, yang akan segera membentuk anteredium yang akan menghasilkan
spermatozoid dan arkegonium yang akan menghasilkan ovum. Ketika
spermatozoid dan ovum bertemu, akan terbentuk zigot yang diploid yang akan
segera berkembang menjadi tumbuhan paku. Tumbuhan paku yang kita lihat
sehari-hari merupakan generasi sporofit karena mampu membentuk sporangium
yang akan menghasilkan spora untuk perkembangbiakan. Fase sporofit
pada metagenesis tumbuhan paku memiliki sifat lebih dominan daripada fase
gametofitnya. Apabila kita amati daun tumbuhan paku penghasil spora
(sporofil), di sana akan kita jumpai organ-organ khusus pembentuk spora.
Spora dihasilkan dan dibentuk dalam suatu wadah yang disebut sebagai
sporangium. Biasanya sporangium pada tumbuhan paku terkumpul pada
permukaan bawah daun.